Negeri 5 Menara
Judul : Negeri 5 Menara
Pengarang : Ahmad Fuadi
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit : cetakan pertama, 2009
Tebal buku : 432 halaman
Sinopsis
Ahmad Fuadi telah menghasilkan beberapa novel dan ada yang telah diangkat ke layar lebar. Salah satu hasil karyanya adalah Novel 5 Menara. Novel ini menyajikan tentang dunia pendidikan khas pesantren, lengkap dengan segala kehidupan santrinya. Sang pengarang mengisahkan pengalaman hidup enam orang pemuda yang menempuh pendidikan di sebuah pesantren terkenal bernama Pesantren Madani.
Dikisahkan sebuah cerita dari tanah Minangkabau, yaitu Alif. Sejak kecil Alif memiliki cita-cita untuk menjadi seseorang seperti B.J. Habibie, tetapi ibunya menginginkan Alif menjadi seseorang seperti Buya Hamka. Hal itulah yang menjadi penghalang bagi tercapainya cita-cita Alif. Saat itu Alif diberikan dua pilihan untuk melanjutkan sekolahnya, yaitu sekolah di bidang keagamaan atau mondok di pesantren. Pilihan itu membuat Alif sangat marah, karena dia tidak bisa menggapai cita-citanya. Akhirnya, Alif memilih untuk mondok di sebuah pesantren di Jawa Timur, yaitu pondok Madani. Mendengar keputusan Alif, ibunya merasa berat hati karena Alif tidak memilih sekolah ataupun pondok yang berada di Minang. Kekhawatiran ibunya disebabkan oleh Alif yang tidak pernah keluar dari tanah Minang.
Di pondok Madani, Alif merasa berat hati,karena dalam hati kecilnya dia ingin melanjutkan kuliah di ITB. Namun, ada satu hal yang membuat Alif berubah pandangan, bahwa mondok dipesantren sama halnya dengan sekolah umum, sebuah kalimat yang diucapkan oleh pimpinan pondok, yakni Kiai Rais yang mengucapkan ’’Man Jadda Wa Jadda” barangsiapa bersungguh-sungguh pasti akan berhasil. Hal yang paling berat ketika di Pondok Madani adalah Alif dan kelima temannya harus belajar selama 24 jam dan hanya tidur beberapa menit saja, hal itu dilakukan untuk mempersiapkan mental mereka menghadapi ujian lisan dan tertulis. Disela sibuknya belajar Alif dan kelima temannya menyempatkan diri berkumpul di bawah menara masjid untuk membicarakan seputar cita-cita mereka sambil melihat awan untuk berimajinasi, sehingga Alif dan kelima temannya pun dijuluki Shahibul Menara. Tahun berikutnya, Alif dan kelima temannya sudah mulai terbiasa dengan kondisi pondok dan bisa menyesuaikan diri. Namun, teman Alif yang paling cerdas dan rajin yang bernama Baso memutuskan untuk keluar dari pondok Madani dengan alasan ekonomi dan permasalahan keluarga. Alif dan teman-temannya merasa sangat sedih karena harus berpisah dengan Baso. Hal itu membuat Alif, Dulmajid, Atang, Raja, dan Said lebih bersemangat untuk segera lulus dari pendidikannya dan kelak bisa menjadi orang yang sukses serta mampu mewujudkan cita-citanya menjelajah benua Eropa dan benua Amerika. Atas usaha dan perjuangan mereka, kini cita-cita yang sebelumnya hanyalah sebuah mimpi menjadi kenyataan. Alif berada di Amerika, Baso di Asia, Atang di Afrika, Raja di Eropa, Said dan Dulmajid berada di Indonesia. Alif dan kelima temannya berada di bawah menara yang berbeda.
Kelebihan dan Kekurangan
Dalam novel ini pengarang menggunakan alur campuran. Sudut pandang yang digunakan oleh pengarang sebagian besar sudut pandang dari tokoh Alif. Bahasa yang digunakan pengarang berubah-ubah. Pengarang kadang-kadang menggunakan bahasa daerah dan bahasa Arab. Namun, pembaca tidak perlu bingung atau takut salah memahami artinya karena penulis menyertakan catatan kaki.
Kekurangannya novel ini menggunakan alur cerita yang cepat berubah. Ada beberapa bacaan menggunakan bahasa yang sedikit sulit untuk dipahami. Akan tetapi, novel ini sangat menarik dan banyak nilai keislaman yang terkandung. Selain itu, pesan dan kesan yang ada dalam novel ini dapat mengalir ke lubuk hati dan pikiran pembaca.
Kesimpulan
Terlepas dari itu semua, novel ini sangat layak untuk dibaca terutama anak muda zaman sekarang untuk lebih bersemangat dalam meraih cita-cita dan rasa patuh kepada orang tua. Setelah membaca novel ini, kita akan menemukan nilai-nilai dan pesan moral yang tinggi sehingga memberikan banyak pelajaran berharga.
